Indonesia Tidak Cemas, Pemerintah Hadir dengan Solusi Nyata 

Oleh : Aditya Akbar )*

Narasi tagar #IndonesiaCemas belakangan ini sedang ramai bergema di media sosial, tersebarnya narasi tersebut justru semakin menebar adanya ilusi bahwa seolah bangsa ini sedang berada di tepi jurang kehancuran. 

Namun faktanya, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto justru terus menghadirkan berbagai macam langkah yang konkret dan juga solusi berbasis data yang jelas sangat membuktikan bahwa provokasi tersebut sama sekali tidak memiliki dasar yang kuat dalam realitas sosial-ekonomi bangsa saat ini.

Penyebaran tagar tersebut nyatanya semakin memicu adanya kepanikan yang semu di tengah publik. Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang mengusung narasi ‘Indonesia dalam bahaya’ mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. 

Banyak pihak yang menilai bahwa gerakan tersebut kehilangan substansi intelektualnya sebagai sebuah gerakan mahasiswa yang sejati. Kritik terus muncul karena gerakan yang semestinya bisa menjadi motor perubahan dan kontrol sosial berbasis kajian ilmiah itu justru berubah menjadi panggung retorika semata bahkan tanpa disertai dengan solusi yang membumi sama sekali.

Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi, menilai bahwa pola gerakan semacam itu kerap dimanfaatkan oleh kelompok anti-konstitusi untuk berupaya menumbuhkan ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap pemerintah yang sah di Indonesia. 

Menurutnya, pola provokasi dengan membangun narasi bangsa dalam bahaya yang sama sekali tidak berdasar tersebut, lalu adanya ajakan massa turun ke jalan untuk menggulirkan wacana kegagalan pemerintahan, bukanlah murni sebuah gerakan moral dari para mahasiswa.

Ia menegaskan bahwa pola semacam itu justru kerap menjadi agenda politik terselubung yang dibungkus dengan idealisme kampus demi kepentingan segelintir elite tertentu yang merasa kepentingannya terancam oleh stabilitas nasional.

Habib Syakur menekankan bagaimana pentingnya mahasiswa untuk bisa kembali ke khittah sejatinya sebagai agen perubahan dan intelektual bangsa yang mampu menghadirkan solusi konkret. 

Menurutnya, pemerintah saat ini justru telah menunjukkan langkah-langkah yang sangat nyata di berbaga sektor, seperti salah satunya yakni pada sektor pendidikan, mulai dari adanya digitalisasi sekolah di berbagai wilayah terpencil, peningkatan anggaran pendidikan nasional secara signifikan, hingga program-program untuk semakin memperbaiki kesejahteraan dari para guru agar kualitas pembelajaran di Indonesia terus meningkat secara merata.

Sementara itu, Peneliti dari Center for Indonesian Empowerment (CIE), Muhammad Chaerul, menilai bahwa BEM SI mulai kehilangan arah perjuangan mereka. Menurutnya, gerakan mahasiswa seharusnya berperan sebagai mitra kritis dari pemerintah dengan terus menghadirkan berbagai macam masukan yang berbasis dengan data, riset, dan kajian akademik yang mendalam. 

Namun, dalam beberapa waktu terakhir ini, isu-isu yang diusung oleh BEM SI lebih menonjolkan retorika populis dan minim data yang valid. Muhammad Chaerul menegaskan bahwa di tengah upaya Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membangun stabilitas nasional, seluruh elemen masyarakat justru perlu memberikan dukungan moral dan sosial untuk memastikan keberlanjutan pembangunan.

Chaerul juga menyoroti pentingnya kampus dan mahasiswa untuk tidak terjebak dalam narasi emosional tanpa data. Menurutnya, opini yang mudah digiring kepada kepentingan politik tertentu hanya akan menimbulkan polarisasi dan kegaduhan yang merugikan rakyat.

Ia menekankan bahwa pemerintah saat ini tengah fokus memperkuat pendidikan nasional, memajukan teknologi dan digitalisasi, serta memastikan terciptanya sumber daya manusia unggul sebagai kunci Indonesia menjadi negara maju dalam dua dekade mendatang.

Koordinator Justicia Networking Forum (JNF), Anto Yulianto, menyampaikan bahwa kerja nyata Presiden Prabowo selama sembilan bulan kepemimpinannya layak diapresiasi. Menurutnya, publik mulai merasakan dampak dari realisasi berbagai janji kampanye yang sebelumnya dianggap banyak pihak sulit direalisasikan dalam waktu cepat. Anto memaparkan bahwa janji-janji tersebut kini mulai terwujud satu per satu dan membawa manfaat riil bagi masyarakat luas.

Anto mencontohkan berbagai kebijakan yang telah terealisasi, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk pelajar di berbagai daerah, Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang memudahkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, subsidi pupuk untuk petani yang berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian, pembentukan Sekolah Rakyat untuk pendidikan inklusif di wilayah terpencil, hingga pendirian Koperasi Desa Merah Putih yang memberdayakan ekonomi desa. Menurutnya, langkah-langkah tersebut adalah bukti nyata bahwa pemerintah bekerja sungguh-sungguh dan menjawab keresahan publik dengan solusi konkrit, bukan hanya wacana.

Anto juga menilai bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo memberikan harapan baru bagi masyarakat Indonesia, karena kekuasaan saat ini tidak lagi didominasi oleh segelintir oligarki yang hanya mengejar keuntungan pribadi. 

Ia menyebut arah kebijakan Presiden Prabowo saat ini berfokus pada kesejahteraan rakyat secara menyeluruh, khususnya di sektor ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.

Ia menegaskan bahwa harapan besar masyarakat kepada Presiden Prabowo Subianto tidak hanya berhenti pada janji kampanye, melainkan pada realisasi kebijakan yang benar-benar menyentuh langsung kebutuhan rakyat di seluruh penjuru negeri. 

Menurutnya, inilah yang menjadi jawaban riil dan paling kuat atas narasi Indonesia Cemas, bahwa bangsa ini tidak sedang berada di ujung kehancuran, melainkan sedang bergerak maju dengan optimisme dan solusi konkret dari pemerintah yang sah. (*)

)* Penulis adalah pengamat sosial

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *