Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca Cegah Karhutla

Pekanbaru — Pemerintah Republik Indonesia mengambil langkah tegas dan terukur dalam mencegah potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meningkat drastis di Provinsi Riau. Melalui sinergi antar lembaga, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Pemerintah Provinsi Riau, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) resmi digelar sebagai solusi ilmiah untuk memitigasi ancaman kebakaran.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa wilayah Riau kini tengah memasuki puncak musim kemarau, yang ditandai dengan curah hujan sangat rendah. Berdasarkan data terbaru, potensi karhutla diprediksi meningkat hingga awal Agustus mendatang.

“Berdasarkan prakiraan iklim terkini, wilayah Riau khususnya pada dasarian ketiga bulan Juli diprediksi mengalami curah hujan rendah, yakni di bawah 20 mm. Kondisi ini berpotensi besar memicu peningkatan karhutla,” jelas Dwikorita.

Merespons situasi tersebut, Gubernur Riau Abdul Wahid secara resmi menetapkan status tanggap darurat karhutla. Dalam rangka penanggulangan, OMC dilakukan untuk menumbuhkan hujan buatan di wilayah dengan potensi pertumbuhan awan tinggi.

“BMKG secara rutin memperbarui prakiraan cuaca dan mendukung strategi OMC agar penyemaian awan dilakukan di wilayah yang paling efektif. Dukungan data serta analisis meteorologi dan klimatologi merupakan kunci keberhasilan operasi ini,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa operasi OMC telah berjalan sejak 21 Juli 2025, menggunakan total 15.600 kilogram bahan semai melalui 17 sorti penyemaian awan. Fokus utama adalah meningkatkan kelembapan lahan gambut.

“Strategi OMC adalah menampung air hujan agar melembapkan tanah gambut yang sangat rawan kebakaran. Kami menargetkan tinggi muka air tanah gambut berada di atas -40 cm. Saat ini rata-rata masih di bawah 1 meter, ini sangat kritis,” ucapnya Tri Handoko.

Pemerintah Pusat, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta BNPB, memberikan dukungan penuh terhadap operasi ini. Kepala BNPB, Suharyanto, menegaskan kesiapan logistik di lapangan, termasuk pengiriman armada udara dan personel darat.

“Saat ini satu unit helikopter telah kami kerahkan, dan dua unit tambahan disiapkan jika kondisi memburuk. Kami siap mengerahkan seluruh sumber daya untuk mengendalikan karhutla dan melindungi masyarakat,” ungkapnya.

Langkah kolaboratif ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani bencana secara proaktif, ilmiah, dan tanggap. Dengan strategi modifikasi cuaca yang terus diperkuat, pemerintah optimis karhutla dapat dikendalikan secara signifikan demi menjaga keselamatan rakyat dan keberlanjutan lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *