Oleh: Widya Irawan
Indonesia dan Prancis telah sepakat untuk memperkuat kerja sama strategis yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap stabilitas dan kemakmuran global. Presiden Prabowo Subianto menyambut baik komitmen Prancis dalam meningkatkan kemitraan bilateral yang kokoh dan visioner. Beliau menekankan bahwa kerja sama ini tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga berperan penting dalam mendukung stabilitas kawasan dan dunia secara keseluruhan.
Dalam diskusinya dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat. Kedua pemimpin sepakat untuk memperkuat sinergi dan membangun masa depan yang lebih baik bagi kedua negara.
Presiden Macron menyatakan bahwa dirinya dan Presiden Prabowo telah sepakat untuk memperkuat hubungan bilateral melalui sejumlah proyek strategis di berbagai sektor. Beliau menekankan bahwa pendekatan baru ini akan ditindaklanjuti melalui kunjungan kenegaraan ke Indonesia yang dijadwalkan pada akhir Mei 2025. Kerja sama tersebut mencakup bidang pertahanan, ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, serta perluasan pertukaran akademik.
Salah satu fokus utama kerja sama ini adalah membangun ekonomi masa depan bersama Indonesia dengan menciptakan rantai pasok yang tangguh, terutama di sektor logam kritis, serta mendukung transisi energi ramah lingkungan. Selain itu, kedua negara berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian global, termasuk mendukung stabilitas di Timur Tengah dan mendorong diakhirinya agresi Rusia terhadap Ukraina.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pemerintah Indonesia terus memperkuat kerja sama strategis di sektor perdagangan dan investasi dengan Prancis. Beliau menyampaikan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 20 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di berbagai wilayah, yang dapat menjadi lokasi strategis bagi investasi Prancis di Indonesia. Hal ini disampaikan saat menerima kunjungan delegasi MEDEF International yang dipimpin oleh Ketua Dewan Bisnis Prancis-Indonesia, Philippe Louis-Dreyfus.
Delegasi tersebut terdiri atas perwakilan perusahaan terkemuka asal Prancis, seperti Eramet, Airbus, Alstom, Ardian, CMA CGM, Veolia, Louis Dreyfus Armateurs, serta RATP Dev. Nilai total perdagangan antara Indonesia dan Prancis pada 2024 mencapai 2,4 miliar dolar AS. Airlangga berharap melalui penguatan perdagangan dan investasi pada berbagai sektor strategis, kerja sama antara kedua negara dapat terus meningkat di masa mendatang.
Selain itu, Airlangga menyampaikan rencana pendirian Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) dari Indonesia. Kehadiran BPI Danantara diharapkan dapat menjadi instrumen strategis dalam menarik investasi asing, memperkuat pembiayaan proyek infrastruktur, serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Di bidang pariwisata, Presiden Prabowo berkomitmen untuk membangun Bandara Internasional Bali Utara di Kabupaten Buleleng sebagai bagian dari upaya meningkatkan sektor pariwisata Indonesia dan menjadikan Bali sebagai pusat ekonomi dan wisata global. Pemerintah Indonesia juga menggarisbawahi pentingnya percepatan penyelesaian Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) guna meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan industri antara kedua pihak. Dukungan dari sektor swasta Prancis sangat diperlukan untuk mendorong perundingan ini agar segera mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Philippe Louis-Dreyfus menjelaskan bahwa beberapa delegasi MEDEF International telah bertemu dengan Presiden Prabowo pada Juli 2024 dan terkesan dengan visi serta komitmennya dalam memajukan sektor ekonomi, infrastruktur, dan energi. Beliau menekankan bahwa visi Presiden Prabowo sangat jelas dan konkret, yakni penguatan di sektor ekonomi, infrastruktur, dan energi yang akan terus berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Selain perusahaan Prancis seperti Eramet dan L’Oreal yang telah beroperasi di Indonesia, Prancis juga memiliki banyak perusahaan menengah yang memiliki keahlian khusus di berbagai sektor strategis, termasuk konstruksi dan infrastruktur, yang ingin melakukan kerja sama dengan mitra di Indonesia. Delegasi MEDEF International juga menyampaikan bahwa sektor mineral kritis dan energi merupakan aspek penting bagi Prancis. Oleh karena itu, terdapat keinginan yang kuat untuk membangun dialog strategis dengan Indonesia mengenai mineral kritis, sejalan dengan upaya serupa Prancis di tingkat global.
Diskusi juga mencakup rencana kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Jakarta pada Mei 2025 mendatang. Kunjungan tersebut diharapkan menjadi momentum penting bagi penguatan kerja sama bilateral dengan kemungkinan akan diumumkannya sejumlah kesepakatan ekonomi yang strategis bagi kedua negara. Lebih lanjut, delegasi MEDEF International menyoroti rencana kerja sama antara PT PLN (Persero) dan Hydrogen de France (HDF Energy) dalam pengembangan proyek hidrogen hijau di Pulau Sumba, NTT. Kerja sama itu diharapkan dapat disepakati dalam kunjungan Presiden Macron ke Indonesia mendatang.
Kerja sama strategis antara Indonesia dan Prancis mencerminkan komitmen kedua negara dalam mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta berkontribusi pada stabilitas dan kemakmuran dunia. Dengan memperkuat sinergi dan membangun masa depan bersama, diharapkan hubungan bilateral ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat kedua negara dan komunitas global secara keseluruhan.
Konsultan Keuangan Publik – Sentra Ekonomi Masyarakat (SEM)