Jakarta – Antusiasme masyarakat terhadap program Sekolah Rakyat semakin membuktikan bahwa pendidikan adalah kebutuhan utama bagi keluarga kurang mampu. Hingga awal Mei, tercatat lebih dari 5.000 pendaftar yang ingin bergabung dengan program ini. Program Sekolah Rakyat bertujuan untuk memberikan akses pendidikan kepada anak-anak sebagai langkah untuk memutus mata rantai kemiskinan.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menjelaskan bahwa untuk memastikan program ini tepat sasaran, telah ditetapkan mekanisme seleksi ketat berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Jadi miskin ekstrem atau miskin tapi di desil satu. Kalau itu sudah enggak ada baru nanti di desil dua. Tapi sementara ini miskin ekstrem,” ujar Gus Ipul.
Menurutnya, masyarakat dapat melakukan pendaftaran dengan mengunjungi langsung 53 titik lokasi Sekolah Rakyat yang telah disiapkan. Selain itu, Kementerian Sosial juga melakukan penjangkauan melalui pendamping sosial di daerah.
Setelah pendaftaran dilakukan, dokumen administrasi peserta akan diverifikasi, terutama terkait dengan status desil. Sebelum menjalani tes kesehatan, tim Kemensos akan melakukan kunjungan rumah untuk memastikan data yang ada di lapangan sesuai dengan yang tercatat. Setelah itu, peserta akan menjalani tes kesehatan, dan baru kemudian orang tua diminta untuk memberikan komitmen untuk mendukung pendidikan anak-anak mereka.
Program ini sendiri akan dimulai pada Juli 2025, dengan 53 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahap awal, Sekolah Rakyat akan terdiri dari 131 rombongan belajar (rombel), yang akan menampung 3.275 siswa. Komposisinya mencakup 1 rombel untuk jenjang SD, 63 rombel untuk SMP, dan 67 rombel untuk SMA. Setiap rombel akan berisikan sekitar 25 siswa. Kementerian Sosial berharap bahwa dengan adanya sekolah rakyat ini, semakin banyak anak dari keluarga miskin yang dapat melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi.
Kepala Biro Umum Kementerian Sosial, Salahudin Yahya, menuturkan bahwa selain memperluas jumlah titik lokasi, juga dilakukan intensifikasi rombel di titik yang sudah siap.
“Satu titik bisa ditingkatkan dari dua rombel menjadi empat misalnya, tergantung kapasitas bangunan,” ujarnya.
Dengan adanya pendekatan ini, diperkirakan jumlah lokasi akan bertambah menjadi 100 hingga akhir kuartal ini, yang memungkinkan kapasitas siswa mencapai 10.000 orang.
****
[edRW]